Game Balapan Mungkin Mempengaruhi Perilaku Mengemudi – Bermain game balapan yang intens membuat pemain lebih mungkin mengambil risiko seperti ngebut, lewat di sisi yang salah, melanggar lampu merah atau menggunakan ponsel saat mengemudi, menurut sebuah studi.
Orang-orang dengan kepribadian yang lebih suka berpetualang lebih cenderung mengambil risiko, dan permainan yang lebih intens menyebabkan pengambilan risiko yang lebih besar, para penulis menulis dalam jurnal Injury Prevention. https://www.auntieanniesfields.com/
Penelitian lain telah menemukan hubungan antara permainan balap dan kecenderungan mengambil risiko saat mengemudi, sehingga hasil baru memperluas basis bukti itu, kata penulis utama studi baru Mingming Deng dari Sekolah Manajemen di Universitas Xi’an Jiaotong di Xi’an, China. https://www.auntieanniesfields.com/
Para peneliti memasukkan 40 mahasiswa di universitas tersebut, kebanyakan laki-laki, dalam penelitian tersebut. Para siswa mengambil tes kepribadian di awal dan dibagi secara acak menjadi dua kelompok.
Separuh siswa memainkan permainan mengemudi jenis balap sirkuit yang mencakup uji waktu di arena balap yang mirip dengan balap Formula 1, selama sekitar 20 menit sementara kelompok lainnya bermain solitaire komputer, permainan netral untuk perbandingan.
Setelah istirahat lima menit, semua siswa mengikuti Tes Pengambilan Risiko Wina, melihat 24 situasi lalu lintas jalan yang direkam dengan video “berisiko” pada layar komputer yang disajikan dari sudut pandang pengemudi, termasuk mengemudi ke perlintasan kereta api yang gerbangnya sudah mulai diturunkan. Berapa lama penonton menunggu untuk menekan tombol “berhenti” untuk melakukan manuver dianggap sebagai ukuran kesediaan mereka untuk mengambil risiko di jalan.
Siswa yang pernah bermain game balapan menunggu rata-rata hampir 12 detik untuk menekan tombol berhenti dibandingkan dengan 10 detik untuk kelompok solitaire. Pengalaman partisipan dalam memainkan jenis permainan ini di luar penelitian tampaknya tidak membuat perbedaan.
“Game dapat memengaruhi perilaku pemain, tetapi juga, individu yang memainkan game ini mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dari mereka yang tidak bermain sama sekali,” kata Catherine C. McDonald, asisten profesor di Sekolah Keperawatan Universitas Pennsylvania di Philadelphia.
“Hubungannya mungkin rumit dan tidak hanya mengarah ke satu arah,” kata McDonald, yang bukan bagian dari studi baru ini, kepada Reuters Health melalui email.
Berdasarkan tes kepribadian, orang yang lebih suka berpetualang cenderung mengambil lebih banyak risiko daripada mereka yang kurang suka berpetualang. Aspek kepribadian lain seperti ekstraversi dan emosionalitas tampaknya tidak membuat perbedaan.
Dalam percobaan kedua, para peneliti membandingkan efek permainan balapan yang tenang dan permainan yang lebih keras. Mereka menemukan bahwa semakin banyak kekerasan menghasilkan lebih banyak perilaku pengambilan risiko.
Tidak mengherankan bahwa permainan yang mendorong pengambilan risiko akan menghasilkan perilaku pengambilan risiko pada tugas mengemudi terkomputerisasi lainnya lima menit kemudian, tetapi tidak jelas apakah ini akan diterjemahkan ke dalam situasi mengemudi dunia nyata, kata Teresa Senserrick, profesor Riset Transportasi dan Keselamatan Jalan (TARS) di Universitas dari New South Wales di Sydney, Australia.
Prediktor terkuat untuk mengemudi berisiko adalah usia yang lebih muda, pengalaman mengemudi yang kurang dan jenis kelamin laki-laki, kata Senserrick.
“Memperhatikan jalan sepanjang waktu merupakan tantangan nyata dan tidak ada salahnya mewaspadai segala hal yang dapat berdampak negatif,” katanya.
Banyak hal yang dapat berdampak pada ‘ruang kepala’ saat mengemudi dan para pengemudi tidak selalu dapat menghindari ini, tetapi mereka dapat mencoba untuk berhati-hati dan sadar bahwa mereka mungkin tidak dalam kondisi terbaik untuk mengemudi.